Hikmah Jumat July 2 (07)

ΞFriday, July 20, 2007|→

Jumat ini aku jumatan di Masjid Istiqlal. Yup, benar Masjid Istiqlal Jakarta. Yah, minggu ini aku pergi ke Jakarta dari Bandung naik motor, dan sengaja sholat Jumat di Istiqlal. Kalau diingat-ingat, aku terakhir ke masjid kedua terbesar se-Asia Tenggara ini sejak kecil, SD kayaknya. Tapi Jumatan ini aku ketiduran, kecapekan kayaknya, karena baru tadi malam
tiba di Jakarta setelah perjalanan 5 jam. 3,5 hari di Jakarta, benar-benar banyak pengalaman. Selain mengurusi administrasi KP, aku berniat untuk sedikit berlibur, menghafal jalanan di Jakarta, lumayan sih, sudah hafal daerah Jakarta Selatan, Pusat, sedikit Jakarta Timur dan Utara, mengunjungi Monas, ngeliat ibukota dari atas, mampir ke PRJ, terus ditutup ke Glodok, yang ternyata pusat komputernya kecil aja, sekelas Kandaga-nya Bandung, dan harganya-pun masih murah di Bandung. Yang paling membuat geleng-geleng kepala yaitu pasar tertutup yang kayak pasar tradisional, tapi isinya, ribuan bahkan jutaan CD, DVD bajakan yang berisi film, mp3, software komputer, dan film biru. Luar biasa!!! Benar-benar underground!!! Yang kerennya itu, film-film baru maupun serial hampir semuanya ada di Glodok, baik film Hollywood, Asia Timur, Bollywood dan film lokal. Benar-benar terpesona aku.

Pulang dari Jakarta aku lewat Depok, beda dengan berangkatnya yang lewat Jonggol, dengan maksud mampir ke Masjid Qubah Emas yang ada di Depok, yang ternyata ada di sebelah selatan Depok, sehingga pulangnya aku muter lebih jauh lewat Parung kemudian Bogor.
Masjid Qubah Emas, (nama kerennya, aku lupa apa nama sebenarnya masjid itu, Masjid Dian apa gitu), benar-benar seperti objek wisata. Berpuluh-puluh kendaraan dan bus, masuk dan keluar daerah itu, yang membuat jalan kecil di daerah tersebut macet di penuhi bus-bus pariwisata. Yang menarik atau yang aneh kali ya, masjid tersebut di jaga oleh beberapa orang di luar yang mengatur jamaah untuk masuk masjid sesuai dengan peraturan, yaitu laki-laki lewat samping masjid, wanita lewat pintu depan. Benar-benar ketat seperti rumah presiden saja, entah apa maksudnya. Dilarang juga mengambil foto di area masjid. Pas sholat pun, ternyata ada yang mengatur barisan bagi anak-anak yang diharuskan mengambil shof sendiri di belakang shof orang dewasa. Benar-benar diatur dan nggak bisa bebas. Di sebelah utara masjid, terdapat restoran, dan toko cinderamata, aula atau audiotorium, yang dipergunakan untuk berisitirahat para pengunjung, dan sebuah rumah super gede nan mewah, yang kelihatannya adalah pembuat masjid ini, yaitu suami-istri pengusaha sukses (konon, sang istri bermimpi membuat masjid dengan qubah emas, dan langsung direalisasikan). Area masjid ini dikelilingi taman yang luas dan kebun mangga.

Yah, angan-anganku untuk naik motor ke Jakarta akhirnya kesampaian juga, kelak kayaknya aku akan kesana lagi.

0 komentar: