Beberapa minggu terakhir ini, dunia perpolitikan Indonesia digoyang oleh kontroversi dari perkataan Amien Rais yang menyatakan ada dana asing yang mengalir ke pasangan capres dan cawapres saat pemilu 2004 kemarin. Pada waktu pertama mendengar berita ini, aku mah cuek aja, oooo....ternyata begitu. Tapi seminggu kemudian, ternyata berita ini boom. Semua pemberitaan di media massa dan televisi selalu menyinggung berita ini tiap hari. Berbagai dialog yang nggak jelas pun digelar televisi-televisi swasta. Berbagai opinipun keluar, berbagai pengakuan atau sanggahan pun keluar dari para elite politik.
Pertanyaan yang paling membuatku kesal yaitu: kenapa Amien Rais baru mengatakan dan mengaku menerima dana asing itu sekarang? Kenapa harus nunggu 2,5 tahun?
Dan yang paling luar biasa itu, konferensi pers dari SBY, yang kata salah satu tv swasta yaitu konferensi pers dari presiden yang paling emosional. Bener memang menurutku, sangat emosional. SBY mengatakan kalau nggak salah intinya bahwa dalam jangka 2,5 tahun dia memendam untuk ingin berkomentar bahwa selama ini beliau di tuding, diperolok-olok bahkan, difitnah dengan kejam (yang nggak kusangka dan yang paling keren yaitu langsung nyebut merk) oleh Amien Rais. Gila!!!
Hal inilah yang membuatku sangat tidak simpatik pada Amien Rais, padahal beliau adalah salah satu jagoanku dulu pas pilpres kemarin. Hal yang bodoh, nggak bermanfaat, ingin gonjang-ganjing pemerintahan, politik mengalihkan perhatian, sok-sokan mengaku. Coba apa maksud si Amien Rais itu. Di tengah perekonomian makro Indonesia yang lagi melejit, IHSG yang tembus 2000, rupiah yang menguat luar biasa, eh, dia malah membuat pernyataan yang mengganggu kinerja pemerintah dan presiden. Jawaban yang diberikan oleh Amien setelah konferensi pers presiden pun sangat nggak memuaskanku. Apa karena dia udah nggak bisa terjun di perpolitikan Indonesia terus membuat pernyataan yang bukan pada waktu yang tepat seperti ini. Apa karena dia ude lengser dari PAN dan nggak bakal ikut pilpres 2009, langsung ingin populer lagi.
Kukira sih, dulu, beliau membuat pernyataan seperti itu adalah keceplosan, terlalu banyak ngomong akhirnya kecepolosan. Tapi ternyata beliau emang sengaja mengeluarkan pernyataan tersebut dan beliau ulang beberapa kali pernyataan tersebut. Hal ini yang membuatku jadi gak simpatik lagi kepada beliau.
Kukira kemudian hal ini akan berlangsung seru dan aku belum kebayang gimana ending-nya. Dan ternyata berakhir happy ending. Pak SBY kala mau berangkat ke Malaysia, melalui ajudannya mengundag Amien Rais untuk ketemu, dan Pak Amien sendiri juga akhirnya setuju dan menemui SBY di Halim. Pertemuan yang hanay sepuluh menit ini pun hanya diketahui beberapa orang saja dan mengenai isinya pun belum jelas. Hanya Pak Amien saja yang nunggu satu hari untuk bikin konferensi pers di Jogja, kalau beliau dengan SBY udah SALING maaf-memaafkan atas kejadian ini. Yah, sempet kecewa juga akhirnya ending-nya kurang seru. Ya udahlah, itu menunjukkan bagaimana perpolitikan Indonesia yang masih cukup bagus, sebuah pelajaran perpolitikan yang bagus kepada masyarakat, bahwa tokoh2 penting di Indonesia, walapun beda visi dan beda partai, tapi masih tetap berkomunikasi dan bersilaturahmi. Yang jadi pertanyaan berikutnya, bagaimana dengan kelanjutan kasus DKP. Aku sanagt pesimis kalo kasus DKP untuk kampanye presiden akan dilanjutkan di pengadilan, dan memproses Pak Amien yang sudah mengaku menggunakan dana ilegal pas kampanye kemarin. Ya, udahlah, kalo menurutku sih, masih banyak urusan lain yang lebih penting yang haru dipikirkan daripada mengurus dana kampanye yang jumlahnya sedikit, mending mengurus penyelewangan dana DKP lainnya yang ternyata menyangkut banyak dana dan banyak orang penting. Semoga negeri ini selalu menjadi lebih baik daripada masa lalu. Amien.
0 komentar:
Post a Comment