Kompilasi Hampa

ΞThursday, June 7, 2007|→

hampa
(part one)

sore itu
waktu mentari mulai malu bersinar
kau katakan dengan berat
hampa terasa di kelilingku

sore itu
waktu sang bagaskara tenggelam
terungkap segalanya
dihati yang remuk redam

ku seperti bayangan beku
mengalun sepi dibuai mimpi
dan sang purnama pun
enggan menampakkan dirinya


hampa

(part 2)

senja di rumah itu
tak terasa cepat
yang kulihat hanyalah kamu,
suaramu dan tawamu

namun menjerit hatiku
karena kau sangka semuanya bohong dan hanya permainan
demi langit yang ketujuh
sumpahku pada bumi tempatku berpijak
yang kukatakan dan yang terjadi adalah benar dan
tulus...

selalu terpancar keraguan dalam parasmu
seakan semuanya dusta
apa yang harus kulakukan
agar kau percaya???

kemarau tanpa hujan
malam tanpa lintang
laksana aku tanpa dirimu



hampa

(part 3)

Gerimis petang ini
tangisku hampir kering menantimu
senandung kecil
galaukanku

Mengapa dikau tak kunjung datang wahai pujaanku
mengapa kuterbeku tak berlari
terbisu
hanya harap

Sang rajawali entah sudah bosan
mendengar keluhanku
bumipun terus berputar
tapi aku tetap bisu

Gentarku
mengapa kau terus membayangiku
demi bulan separuh-Mu itu
berilah petunjuk



hampa
(Part 4)

mentari sudah tak terik lagi
mendung sudah tak jadi hujan lagi
apakah semua sudah bertentangan dengan logikaku

lentara di pojok menyala sendu
auramu tetap bersinar sendiri
bersinar menawarkan
jiwa baru
yang mampu merasuk ke aliran darahku

sekarang hanya sesal
yang bertahan di karang hati
malangnya kalbuku diteriaki malam
buta


hampa
(part 5)

Jatuh dari langit
khayalan semuku itu
Lara dan pilu mengayun sendirian
hingga padampun merasuk

Kerisauan serta kekosongan
mengalun di batin ini
merajut kisah itu
yang terkoyak-koyak

Sedunya tangisku
teriak kesana-kemari
Rembulan pun ikut berduka
tiada dan tanpa arah

Mendekap sendirian
bersama sang fajar
melihatnya tenggelam
bersama sang alam

0 komentar: