Cahaya dan melati
keduanya mendekati
satu dari langit, satu dari bumi
Panah-panahnya menusukku
dan tertumpah darahku di cawan cinta
Tabir ini akan terkuak habis
sebentar lagi, manisku
Sayap-sayapmu kan ku pegang
dan kita bentangkan bersama-sama
Lembut cahanya, dan juga bunganya
terang dan semerbak
hanya kagumku yang berdecak
kuterpesona dan ku jatuh ke kedalaman cinta
Sejuta embun-embun pagi akan menerimamu
di rerumputan rumahku
yang akan selalu mencairkan jiwamu
Wahai bidadariku, tersenyumlah
dengan membawa cahaya dan melati itu.
Pertemuan
ΞSunday, March 9, 2008|→
∇
Categories :
Puisi
by racoen saat 12:40 PM
0 komentar:
Post a Comment